3. Filum Platyhelminthes
Ciri umum :
- Eukariotik
- Heterotrof
- Hermaprodit
- Ukuran tubuh mikroskopis hingga 20 m.
- Tubuh simetri bilateral, pipih Tidak memiliki rongga
tubuh (acoelomata).
- Pencernaan terdiri dari : mulut, faring, usus (tanpa
memiliki anus).
- Tidak memiliki sistem sirkulasi, respirasi, dan
ekskresi,hermaprodit.
Platyhelmintes ada yang hidup bebas maupun parasit.
Platyhelminthes yang hidup bebas memakan hewan dan tumbuhan kecil, atau zat
organik lainnya. Platyhelminthes parasit hidup pada jaringan atau cairan tubuh
inangnya.
Platyhelminthes yang hidup bebas adalah di air tawar, laut,
dan tempat tempat yang lembab. Reproduksi platyhelminthes dilakukan secara
seksual dan aseksual. Pada reproduksi seksual, akan terjadi penyatian sperma
dan ovum. Vertilisasi ovum oleh sperma terjadi di dalam tubuh. Fertilisasi
dapat dilakukan sendiri atau oleh dua individu. Reproduksi secara aseksual
tidak dilakukan oleh semua Platyhelminthes, kelompok tertentu dapat melakukan
reproduksi aseksual dengan cara membelah tubuhnya (fragmentasi), kemudian
potongan tubuh tersebut tumbuh menjadi individu baru.
Klasifikasi
Jenis Platyhelmintes yang sudah teridentifikasi mencapai
20.000 spesies. Pengelompokan menjadi tiga kelas utama, yaitu :
- Turbellaria (cacing berambut getar)
- Trematoda (cacing isap)
- Cestoda (cacing pita)
A. Turbellaria
Turbellaria memiliki tubuh bersilia dengan ukuran 15 – 18
mm. Silia digunakan untuk bergerak. Contoh : Dugesia,
Dugesia memiliki anterior tubuh berbentuk segitiga dan
memiliki sistem indra berupa sepasang bintik mata serta celah yang disebut
aurikel. Bintik mata berfungsi untuk membedakan gelap terang, sedangkan aurikel
berfungsi untuk indra pembau.
Sistem ekskresi Dugesia berupa saluran bercabang cabang
yang disebut protonefridia, memanjang dari pori pori tubuh bagian dorsal sampai
ke sel sel api dalam tubuhnya.
B. Trematoda
Trematoda adalah cacing yang memiliki alat pengisap, alat
pengisap terdapat pada mulut bagian anterior tubuhnya. Alat pengisap digunakan
untuk menempel pada tubuh inang. Saat menempel, cacing ini mengambil makanan
berupa jaringan atau cairan tubuh inangnya. Oleh karena itu trematoda termasuk
hewan parasit.
Trematoda dewasa umumnya hidup di dalam hati, usus, paru paru,
ginjal, dan pembuluh darah vertebrata. Untuk melindungi tubuh dari kondisi
didalam tubuh vertebrata, trematoda melapisi permukaan tubuhnya dengan
kutikula.
Daur hidup cacing trematoda terdiri dari fase seksual dan
aseksual. Fase seksual terjadi saat cacing trematoda dewasa berada dalam tubuh
inangnya. Fase aseksual dengan membelah diri saat larva berada dalam tubuh
inang perantara.
Salah satu contoh trematoda adalah cacing hati. Beberapa
cacing hati dapat menginfeksi manusia, antara lain :
- Opisthorchis sinensis (cacing hati china)
Cacing dewasa hidup pada organ hati manusia, dengan perantara siput air dan
ikan.
- Schistoma japonicum
Cacing ini hidup dalam
pembuluh darah pada saluran pencernaan manusia, dengan inang perantra siput
amfibi Oncomelania hupensis.
- Paragonimus westermani
Cacing ini hidup dalam paru paru manusia,
dengan perantara udang air tawar.
C. Cestoda
Cestoda disebut cacing pita karena bentuknya yang pipih
memanjang seperti pita. Tubuh cestoda dilapisi kutikula dan terdiri dari bagian
anterior yang disebut skoleks, leher (strobilus), dan rantai (proglotid). Pada
skoleks terdapat alat pengisap. Pada jenis tertentu di skoleks juga terdapat
alat kait (rostelum). Alat hisap dan kait berfungsi untuk melekat pada organ
tubuh inangnya. Proglotid terletak dibelakang skoleks dan leher. Setiap
proglotid terdapat organ kelamin jantan dan betina, pada proglotid juga dapat
terjadi fertilisasi sendiri.
Cestoda dewasa berinang pada vertebrata termasuk manusia.
Cestoda bersifat oarasit karena menyerap sari makanan dari usus halus inangnya.
Sari makanan langsung diserap permukaan tubuhnya karena cestoda tidak memiliki
mulut dan saluran pencernaan.
Manusia dapat terinfeksi cestoda bial memakan masakan yang
tidak dimasak secara matang. Inang perantara cestoda adalah sapi pada Taenia saginata dan babi pada Taenia solium.
0 komentar